Thursday, May 27, 2010

Analisis Forensik pada Kasus Mesin Nakula dan Antareja


Seperti yang telah disebutkan pada posting sebelumnya, salah satu peran penting analisis forensik di bidang teknologi informasi adalah mencari jejak dan bukti mengenai pelanggaran yang terjadi dalam sebuah sistem.

Berikut adalah salah satu contoh penerapan IT Forensic.

Pada tanggal 18 January 2002, Universitas Bielefeld mendapat peringatan keamanan bahwa terjadi serangan massal terhadap mesin Nakula. Nakula dan Antareja adalah sebuah mesin percobaan yang digunakan untuk melakukan beberapa proyek riset di RVS Arbeitsgruppe - Universitas Bielefeld. Nakula telah dioperasikan sejak 1997 dan Antareja baru dioperasikan sejak Desember 2001. Kedua mesin ini memiliki beberapa layanan yang fungsi utamanya untuk publikasi web, mailing list, dan firewall untuk workstation internal.

Mesin Nakula digunakan sebagai platform kolaborasi untuk menyediakan informasi scientific, publikasi buku kepada masyarakat dan pelajar di Indonesia. Mesin Nakula sendiri hanya mempunyai tidak lebih dari 10 user aktif yang dapat mengakses sistem tersebut. Kebanyakan adalah mahasiswa doctoral di Universitas Jerman.

Mesin Antareja akan digunakan untuk melakukan uji coba koneksi video conference antara Bielefeld - Jakarta, dan juga beberapa aplikasi pengukuran. Tidak banyak orang yang tahu keberadaan mesin mesin ini, karena mesin ini baru dipasang dan dikonfigurasi. Pada saat terjadi insiden ini, sedang dilakukan pemasangan beberapa prgram untuk Video Voice Appication.

Pada awalnya serangan diduga dilakukan oleh orang Indonesia, karena publikasi dan artikel-artikel mengenai Nakula banyak dilakukan di Indonesia. Namun berdasarkan laporan riset yang ditulis oleh I Made Wiryana dan Avinanta Tarigan, diketahui bahwa penyerang bukan berasal dari Indonesia.

Dalam melacak asal serangan ini dibutuhkan ilmu forensik. Dalam usaha menemukan jejak dan bukti terhadap pelanggaran yang dilakukan pada mesin Nakula dan Antareja, dibuat terlebih dahulu skenario-skenario yang memungkinkan mengenai bagaimana sistem dapat ditembus, bagaimana penyerang dapat mengakses kedua mesin ini, niat dari penyerang, bagaimana si penyerang tau dan tertarik dengan Nakula, melacak file log dan firewall, dan banyak hal lainnya.

Hal ini tentunya bukan suatu hal yang mudah, Dibutuhkan keahlian khusus serta perangkat hardware dan software tertentu untuk melakukan investigasi dan melacak ulang jejak si penyerang. I Made Wiryana dan Avinanta Tarigan menuliskan semua tindakan yang dilakukan dalam rangka melakukan investigasi ini dalam sebuah laporan riset. 

Mereka melakukan serangkaian tes dan pemeriksaan, mengembangkan skenario-skenario dan mengumpulkan bukti-bukti kemudian melakukan cross check hingga pada akhirnya didapatkan urutan kronologis terjadinya pelanggaran serta skenario akhir yang dilakukan oleh si pelanggar. 

Pada akhirnya, tindakan terakhir yang dilakukan adalah melacak identitas si penyerang. Berdasarkan alamat IP yang didapat, diketahui bahwa penyerang berasal dari Rumania, namun ketika tim investigasi berusaha mendapatkan informasi mengenai dirinya, si penyerang sadar bahwa jejaknya dapat dilacak dan telah menghapus script yang digunakan. Tim investigasi juga dapat mengidentifikasi alamat email penyerang.

Dengan melakukan forensik terhadap sistem, juga dapat diketahui motif penyerang melakukan penyerangan terhadap mesin Nakula Antareja, diantaranya adalah mengambil nomer kartu kredit, melancarkan serangan massal, dan mendapatkan akses root ke banyak sasaran.


Dari contoh ini, dapat terlihat betapa besarnya peranan IT Forensik pada saat ini. Kemajuan teknologi yang berkembang pesat menyebabkan seluruh aspek kehidupan sangat tergantung pada teknologi. Dengan melakukan forensik kita dapat melacak kembali jejak dan identitas pelaku. Hal ini tentunya berbeda dengan forensik dunia kedokteran yang memiliki wujud  mayat yang akan diinvestigasi asal-muasal penyebab kematiannya. Mayat dalam dunia IT adalah jejak-jejak pelaku yang ditinggalkan dalam  suatu jaringan yang amat besar, sehingga sangat susah untuk dilacak walau bukan berarti tidak mungkin. Oleh karena itu, dibutuhkan keahlian khusus untuk melakukan forensik di bidang IT ini. Makin maraknya kejahatan dalam dunia maya membutuhkan banyak pula orang-orang yang ahli di bidang ini.




Referensi : Forensic Analysis on Nakula and Antareja Machine Incidents on 18th january 2002

No comments:

Post a Comment